Harmonisasi nada sering kita dengarkan setiap hari dalam bentuk lagu. Entah itu lagu di radio, di televisi, maupun media yang lain. Lagu bisa menguasai mood (perasaan hati) kita. Mungkin saja dikala kita sedih/senang, kita biasanya mendengarkan lagu yang behubungan dengan suasana hati. Memang benar sih bisa memberi "warna", tergantung lagunya. Biasanya lagu akan diputar berkali-kali kalau disuka, bahkan sampai tetangga bosen dengerinnya. Kalau udah suka banget sih sah-sah aja... hehe...
Tapi, pernahkah kamu menyukai lagu tertentu dan pingin banget dapetin itu lagu secara menggebu ???
Mungkin cuman orang yang bener-bener suka sama artis yang bersangkutan aja ya mencari lagu sampai menghalalkan segala cara. Bisa menjual barang kesayangannya biar dapet Album asli sang artis, menabung berhari-hari tanpa jajan di sekolahan, ataupun korupsi SPP sekolah cuman buat beli album asli sang artis. Itu mungkin hanya sebagian romansa dari banyaknya alasan membeli album lagu sang artis idolanya.
Romansa ini terjadi di era Kaset Tape dan Piringan CD. Sorotan utama adalah lagu yang direkam dalam bentuk fisik kaset tape dan piringan CD. Romansa tersendiri dalam bagaimana mendapatkan barang/album kesayangan tersebut. Pernah saya harus inden CD asli album Too-Phat tersedia kembali, karena stock di pasaran habis. Suasana ini bikin resah akan janjinya. Namun setelah mendapatkan, kesan bangga atas kepemilikan itu tak terelakkan.
Kualitas Suara CD lebih bagus |
Intinya, bagi saya, lagu dalam bentuk Kaset Tape dan Piringan CD itu adalah bentuk lagu yang sejati. Dimana romansa 1 bentuk fisik itu berbeda setiap orang dari cara mendapatkannya berserta motif alasan membeli lagu dalam bentuk kaset tape dan piringan CD.
1. Kaset Tape
Disebut Kaset Tape (populer di Indonesia) atau Compact Cassette pada tahun 1963 pertama kali dipopulerkan oleh Phillips di Eropa dan tahun 1964 di Amerika. Popularitas kaset tape ini perlahan-lahan menggeser piringan hitam yang mahal dan tidak simpel untuk dibawa pada tahun 1970'an. Mula-mula di Jerman sekitar tahun 1964 memproduksi kaset tape ini. Beberapa model yang belum sempurna belum memiliki rancangan yang baik. Namun pada tahun 1971 perusahaan The Advant Corporation membuat rancangan terbarunya dengan nama: Model 201 yang menggunakan sistem dolby tipe B untung mengurangi gangguan (noise) dengan teknologi pita kromium dioksida. Dan sejak itulah industri musik menggunakan kaset tape berteknologi bebas noise.
Compact Cassette source: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f1/Tdkc60cassette.jpg/240px-Tdkc60cassette.jpg |
Kaset juga berdampak pada perubahan sosial. Keawetan dan kemudahan dikopi memberikan sentuhan musik punk dan rock semakin berkembang di eranya. Kaset tape menjadi satu bagian yang tak terelakkan dan menjadi salah satu media yang sangat membantu para generasi muda.
2. Piringan CD (Compact Disc)
Compact Disc |
Awal 1990'an popularitas kaset tape sedikit menurun akibat berkembangnya teknologi Compact Disc (CD). Lagu "dikompres" ke dalam piringan cakram padat. Ini teknologi yang sangat mutakhir di era 1990'an. Walaupun di tahun 1980'an pernah dikenalkan, namun masih kalah populer dengan kaset tape yang jauh lebih murah. Kelebihan utamanya adalah kualitas lagu yang lebih jernih karena format standar yang lebih baik daripada kaset tape.
ROMANSA KASET TAPE & PIRINGAN CD
- Pada era 1990'an kaset tape lebih diaplikasikan dan populer sebagai musik audio mobil. Keunggulan tahan goncangan, tahan debu dan panas menjadikan kaset tape lebih populer daripada piringan CD.
- Sedangkan era Piringan CD ini mengawali era digitalisasi lagu. Dimana orang akan mencari kualitas lagu dibandingkan keawetan.
Hey !!! Ingat enggak, kita pernah kreatif di saat format .mp3 belum ada. Ketika kita mendengar lagu di radio, ataupun pinjam kaset Album lagu asli dari temen. Apa yang kalian lakukan dengan kaset kosong ???
Ya, pikiran pertama adalah dengan tape recorder kita gandakan lagu yang kita sukai. Bisa dari radio, ataupun dari kaset temen itu tadi. Sangat terlihat keren ketika kita tidak bisa membeli album Greenday karena tidak edar di Indonesia, namun dengan merekam ulang dengan tape, kita jadi punya lagunya... hehe... Tapi tentunya ini cuman buat konsumsi pribadi. Bukan untuk dijual lagi :D
Ya, pikiran pertama adalah dengan tape recorder kita gandakan lagu yang kita sukai. Bisa dari radio, ataupun dari kaset temen itu tadi. Sangat terlihat keren ketika kita tidak bisa membeli album Greenday karena tidak edar di Indonesia, namun dengan merekam ulang dengan tape, kita jadi punya lagunya... hehe... Tapi tentunya ini cuman buat konsumsi pribadi. Bukan untuk dijual lagi :D
Romansa Kaset Tape |
Romansa yang lain adalah ketika kita membeli Kaset Tape (asli) ataupun Piringan CD asli, di setiap sampul pasti ada teks lagu. Nah !!! itu yang kita cari tanpa harus listening di radio atau media lainnya. Perjuangan menghafal lagu biar kalau ada konsernya bisa dinyanyikan secara lantang... hehe...
Secara tidak langsung sangat menghargai lagu dengan cara membeli karya yang sepadan dengan karyanya. Sehingga timbal baliknya, sang artis jadi lebih kreatif dalam membuat lagu.
Romansa Piringan CD |
Namun suasana romansa itu memudar setelah format teknologi digitalisasi yang lain yang lebih populer (.mp3) hadir. Mulai dari pembajakan dan pembagian lagu yang teramat mudah. Kebanggaan atas lagu yang didapatkan memudar, seperti halnya penghargaan terhadap sang artis yang pernah dipuja. :)
referensi: Dari mana-mana
picture: koleksi pribadi.
No comments:
Post a Comment