Friday 22 July 2016

KOLASE TRENDI

Sedikit tidak populer, tulisan kali sedikit mengenai karya seni, generasi 90an biasa menyebut prakarya / KTK (Kerajinan Tangan). Tidak banyak orang menyukai prakarya karena cenderung ribet dan tidak praktis. Prakarya atau KTK memerlukan kreatifitas dan imajinasi yang melebihi normalnya anak-anak 90an di usianya. Biasanya generasi 90an saat itu cenderung menyukai permainan olah fisik maupun permainan dengan cara membeli di depan sekolah. Prakarya biasanya hanya dilakukan saat mata pelajaran yang bersangkutan saja.

Namun tak sedikit pula yang menyukai kegiatan prakarya ini. Walaupun tidak mudah dan memerlukan ketelitian, prakarya acap kali bisa dilakukan secara individu maupun kelompok. Ada beberapa jenis dan bentuk prakarya, salah satunya adalah menggunting dan menempel. Di era 90an kita lebih mengenal dengan menghias kendi dengan kain perca ataupun dengan kertas tempel warna-warni. Acap kali juga kegiatan ini bisa dilakukan secara kliping informasi, maupun secara karya seni. Namun kali ini tidak membahas kliping informasi berita, namun membahas soal gambar tempel atau lebih populer disebut Kolase.

Kolase tidak mudah dipraktekkan begitu saja tanpa didukung oleh daya imajinasi tata letak ruang. Yang cukup populer di era 90an umumnya kolase dalam bentuk fans artis idola, maupun kulase sticker keren. Pasti sudah tak asing lagi apabila majalah remaja selalu berlubang karena dipotong. Ya, biasanya yang dipotong adalah gambar sang idola. Contoh saja, gambar rocker seperti Jon Bon Jovi, Michael Jackson, New Kids On The Block maupun band rock Gun N Roses selalu menghiasi belantara tingkat ke-keren-an / ke-beken-an saat mejeng bareng sohip. Gambar tersebut tidak hanya menjadi perbincangan, namun juga menjadi inspirasi hidup. Terkadang ada pula menyimpan gambar tersebut pada dompet. Kebanyakan, anak cowok 90an maenyimpan gambar Nike Ardilla di dompet dan mengaku sebagai kecengannya, sedangkan cewek selalu menyimpan gambar Jon Bon Jovi (menurut riset kecil pribadi). Selain tokoh idola, di era 90an yang sangat populer adalah: Sepakbola Lega Calcio Serie-A, basket NBA, Batman, Robocop dan Jurassic Park.
Source: Generasi 90an
Oke kembali ke Kolase, keterampilan kerajinan kolase merupakan seni tempel gambar acak namun membentuk suatu karya seni yang enak dilihat. Umumnya tidak menempel satu gambar saja seperti poster, namun kumpulan gambar kecil yang lebih dari satu yang digabungkan sehingga membentuk keteraturan seni yang "tidak teratur". Kolase menjad trendi saat booming suatu tokoh maupun satu topik bahasan. Tak ada batasan dalam membuat kolase, namun bisa dilihat dan dinilai sesuai tema si pembuat kolase.

Cara membuat kolase pun sangat tidak sulit, namun tidak mudah pula. Di era 90an acap kali didapatkan dari koran maupun majalah yang sudah usang dan harus merelakan majalah kesayangan untuk dipotong / digunting. Terkadang ada yang iseng sengaja meminjam majalah ataupun tabloid teman untuk sengaja dipotong untuk membuat satu tema kolase. Itu merupakan alasan karena saking sayangnya majalah / koran / tabloid yang dimiliki... haha...

SENI KOLASE
Henri Matisse
Dihubungkan dengan studi keilmuan, seni kolase ini ternyata sudah ada sejak abad 17. Berawal dari Venice Italia, seni kolase ini dipopulerkan oleh para seniman Italia. Tak hanya di Italia, seni kolase juga berkembang di Perancis dan daratan Eropa lainnya. Awalnya seni kolase ini berkembang melalui seni lukis yang sudah populer di jamannya. Seni lukis menjadi awal mulainya kolase. Banyak sekali pelukis saat itu menjadikan unsur estetik dari persona si pelukis. Kemudian kolase mulai digemari oleh para seniman, sehingga menjadi gaya estetik baru di kalangan pelaku seni dunia. Misalnya saja Pablo Picasso, George Braque dan Max Ernest terkenal dengan karya-karya lukisnya yang memanfaatkan kolase kertas, kain dan bermacam-macam objek lainnya.

Ada pula satu kejadian lebih dari 90 tahunan yang lalu pada seniman lukis bernama Henri Matisse, yang beralih dari seni lukis ke seniman kolase. Berawal dari penyakit arthritis yang menyerang pada jari-jari tangannya, sehingga menyebabkan tidak bisa melukis lagi. Akibat kejadian tersebut Henri tak patah arang karena jiwa seninya tidak bisa dikikis oleh penyakit. Kemudian jiwa seninya mengarah pada seni kolase. Ia mulai dengan menggunting kertas dengan potongan yang besar dengan bermacam-macam bentuk dan tercipta suatu mural yang dapat diapresiasi masyarakat.

The King's Sadness

guache on paper cut outs
Musée Nazional d'Art Moderne
Centre Georges Pompidou, Paris
1952

source: http://www.henri-matisse.net/paintings/ev.html

KOLASE
Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari bermacam-macam bahan, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bermacam-macam macam paduan bahan. Selama bahan itu dapat dipadukan dengan bahan dasar, akan menjadi karya seni kolase yang dapat mewakili persaan estetis orang yang membuatnya.

Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak dimana karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai. Pada seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan yang berwarna-warni. Dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap terlihat. Jadi kalau menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto, material itu wajib masih dapat dikenali bentuk aslinya meskipun sudah dirakit menjadi satu kesatuan. Pola aplikasi unsur bidang pada kolase bisa berupa bidang datar (2D) dan bidang bervolume (3D).

Bahkan di awal era 2000an, seni kolase sudah mulai muncul di dalam perangkat teknologi komunikasi. Agar alat komunkasi (gadget) lebih terlihat trendi dan keren, bahkan bisa dibuat sendiri, seni kolase disematkan ke dalam sebuah casing handphone. Seperti dalam sebuah iklan majalah remaja yang satu ini:

KOLASE TRENDI
Perjalanan seni kolase pernah menghiasi trend era generasi 90an. Remaja saat itu tersita waktunya hanya sekedar menempel gambar yang disuka. Tingkat ke-keren-an dan trendinya remaja ditandai dengan update-nya jumlah rangkaian kolase yang ditempelkan. Budaya yang unik ini sebenarnya secara tidak langsung mengasah kemampuan seni ruang kita, karena penataan yang tidak gampang pula. Entah di generasi sekarang bakal menciptakan budaya yang kreatif, atau tetap melestarikan budaya yang masih ada. Yang jelas, tunjukkan kreatifitas jangan tanggung-tanggung men !!!