Tuesday 13 May 2014

DEMAM "NBA" DI ERA #90an

Hey, halo mek (baca: Mc, Mike) !!!

Begitulah kalimat jika kita ketemu dengan kawan atau sahabat. Kata mek begitu populer untuk memanggil kawan di era tahun #90an. Lantas kenapa mek ini bisa sangat populer ???
Usut punya usut mek yang populer di era #90an ini disebabkan oleh "demam" NBA (National Basketball Association). Ketika itu stasiun TV swasta di Indonesia RCTI Sport menanyangkan beberapa olahraga yang sangat populer: F1, Liga Italia Serie-A dan NBA. Nah begitu populernya NBA ketika itu sampai-sampai muncul singkatan NBA = Nasi Bungkus Anget.... haha....

Pertanyaan berikutnya: Siapakah "mek" yang sering disebutkan itu ??? Mek ini adalah nama panggilan Mike pada Michael Jordan. Anak-anak era #90an pasti tau siapakah sosok Michael Jordan ini. Ya, dia adalah pebasket NBA handal Chicago Bulls. Karena dia menjadi tokoh yang diidolakan ketika itu, semua anak-anak ingin menjadi sosok Michael Jordan yang memiliki permainan yang sangat keren. Bahkan saking diidolakannya, sosok Mike ini muncul dalam beberapa film idola anak-anak ketika itu: Like Mike (dibintangi oleh Lil Bow Wow - 2002) dan Space Jam (dibintangi Michael Jordan - 1996).
Di Indonesia sendiri, permainan bola basket era #90an lebih dipopulerkan oleh penyanyi rap - Iwa K. Ketika itu salah satu lagunya yang berjudul "Nombok Dong" (album KRAMOTAK! - 1996) berisi tentang kegiatan bermain bola basket. Ada yang unik di dalam lagu Nombok Dong ini. Lagu tersebut diisi oleh Iwa K dan Tori Guest, diiringi pemandu sorak SMA Negeri 34 Jakarta. Bahkan bisa dibilang lagu tersebut merupakan lagu kebangsaan ketika bermain bola basket.... haha.... 
Karena kepopuleran musik berirama hip-hop rap ini, kemudian di era #90an banyak sekali musisi yang mengusung musik bergenre ini. Sampai sekarangpun Iwa K masih berjaya mengusung musik rap. Beberapa potongan liriknya:

#reff:
Hidup di lapangan dengan peluh bercucuran
Hempaskan bola ke dalam keranjang
Dong nombok dong nombok dong
Melompat melayang sudah saatnya sekarang
Hempaskan bola ke dalam keranjang
Dong nombok dong nombok dong

Jadwal Pertandingan yang dipandu oleh
bung Ary Sudarsono


Saking populernya olahraga bola basket ketika itu, lagu Nombok Dong ini dijadikan soundtrack acara olahraga di program acara RCTI Sport yang dibawakan oleh bung Ary Sudarsono seorang presenter kawakan di bidang NBA.

Masuk ke topik utama nih, yang betemakan demam NBA. Demam di sini bukan demam panas dingin, tapi demam yang berarti populer secara mendadak atau yang biasa disebut booming pada NBA (National Basketball Association). Dimana klub bola basket Amerika sangat diidolakan dan dijadikan panutan. Bahkan segala yang berbau NBA dikoleksi. Salahsatunya adalah buku stiker keluaran Panini. Stiker NBA Panini sangat populer di era #90an. Karena begitu cintanya pada NBA, bahkan rela uang jajan dibelikan stiker seri NBA Panini ini. 
Ada beberapa kejadian unik dengan cara mengoleksi stiker NBA Panini ini. Yang pertama adalah saling bertukar sticker dengan kawan. Yang kedua adalah dengan mendatangi toko buku yang menjadi sponsor Panini. Nah sampai-sampai kita inden/pesan dulu dengan cara telepon sebelum mendapatkan stiker yang kita idam-idamkan. Stiker paling laris dan paling dicari ketika itu dalah kumpulan stiker klub Chicago Bulls. Ini banyak dicari karena tokoh-tokoh kunci NBA ada di klub Chicago Bulls. Perasaan sangat bangga dan menjadi sosok spesial di kelas ketika sudah lengkap mengoleksi Chicago Bulls di buku stiker Panini.

SEKILAS PANINI

Panini merupakan perusahaan yang memproduksi buku, komik, majalah, stiker, kartu-kartu dan barang-barang koleksi jenis populer lain. Perusahaan Panini bermarkas di Modena, Italia. Dinamai saudarakeluarga Panini yang didirikan pada tahun 1961. Panini selalu mendistribusikan produknya melalui pihak ketiga, bahkan sampai di luar negeri. Sampai sekarang, Panini bertahan dengan menjual lisensi produk dagangannya. Di belahan negara tertentu, tokoh anak-anak bisa menjadi populer lewat buku, komik, majalah, stiker, kartu-kartu, dan sebagainya lewat lisensi Panini. Dengan penjualan lisensi tersebut, statistik kepopuleran "tokoh" yang diidolakan bisa dijagokan sebagai pendapatan melalui konten dan data penjualan.

STIKER PANINI
Benito dan Giuseppe Panini bekerja di kantor distribusi surat kabar, di Modena, Italia pada tahun 1960. Cerita ini berawal ketika mereka menemukan stiker penjualan produk yang menempel dengan lem di tembok/tiang lampu, di Italia. Mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan Milan tidak mampu menjual produk langsung tanpa menempel brosur iklan. Atas kejadian dan ide tersebut, maka pada tahun 1961 Panini memiliki gagasan untuk membuat gambar-gambar tokoh yang berpengaruh di Milan untuk dijadikan stiker yang dapat dikoleksi. Saat itu juga Giuseppe Panini dan Benito mendirikan perusahaan yang dinamakan "Panini" untuk memproduksi dan menjual sosok tokoh-tokoh Italia dengan mencetak stiker sendiri. Benito dan Giuseppe Panini bergabung bersama saudaranya Umberto dan Franco Cosimo dalam kerjasama mencetak dan mendistribusikan stiker.

Tahun 1960 sangat populer dalam mengkoleksi hal yang berbau sepak bola. Mengoleksi stiker tokoh sepakbola Italia menjadi obyek yang menarik dan sampai sekarang dianggap sebagai fenomena budaya remaja. Bahkan stiker langka dapat mencapai harga yang sangat tinggi di pasar kolektor. Beberapa permainan populer diciptakan, digunakanlah stiker seperti bermain kartu. Slogan "Stick with Panini" terdengar di jingle iklan televisi yang Panini tayangkan selama program TV anak-anak.
 
SOURCE
Panini menerbitkan stiker pertama kali ke luar negeri selaik Italia pada tahun 1970. Panini juga menerbitkan album stiker pertama untuk Piala Dunia FIFA 1970 di Meksiko. Selain itu, 1970 stiker Panini untuk pertama kalinya menggunakan multi bahasa selain bahasa Italia. Dan terobosan pertama kalinya menggunakan sistem "perekat diri" dan bukan menggunakan lem.

Di Indonesia sendiri, NBA dikenalkan pula melalui stiker Panini. Bahkan kepopuleran NBA ini dijadikan Panini sebagai lisensi eksklusif untuk memproduksi kartu dagang yang dijual-belikan NBA dan stiker yang efektif dengan tiap musim NBA. Namun sekarang di Indonesia tidak populer lagi ada budaya positif mengoleksi kartu dan stiker NBA. Remaja lebih asik dengan dunianya masing-masing. Namun tak jadi soal, karena itu adalah hal selera.

DEMAM "NBA" DI ERA #90an
 
Sang maestro Giuseppe Panini meninggal 29 November 2013, pada usia 83 tahun. Ya, kehadirannya membuat fenomena budaya baru remaja dalam hal mengoleksi suatu benda/barang. Dan terlebih makna interaksi dengan sesama dalam memperlihatkan hasil koleksi, motivasi dan ambisi mengkoleksi menjadikan remaja mengespresikan tenaganya dalam hal yang positif pula.
Halo mek era #90an, Panini yang mengekspose atlet dan klub NBA terkenal dalam bentuk stiker ini dapat diambil sisi humanisnya dalam: memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat..... 
SALAM OLAHRAGA .... :)

No comments:

Post a Comment