Sahabat Filatelis era #90an pasti paham kenapa saya memberi judul tersebut.
Sedikit memberikan ingatan segar tentang filateli, setiap akhir pekan Kantor Pos biasanya dibanjiri anak sekolahan. Seorang filatelis biasanya menyisihkan sebagian uang saku setiap harinya selama seminggu ataupun minta uang kepada orang tua, guna membeli prangko yang langka. Prangko tersebut sengaja dibeli karena di era #90an gambar dan tipe prangko selalu update. Ya, Kantor Pos selalu dipenuhi anak SD ketika hari Jumat - Sabtu tiba, seusai jam pelajaran selesai. Bahkan acap kali ketika sesampainya di kantor pos, satpam mengarahkan langsung kepada humas agar kita mendapatkan info lebih lanjut tentang prangko.
Prangko itu tematik, dan itulah yang menjadi daya tarik.Oh iya, prangko itu "duta" yang terbaik lho. Duta di sini bisa menjadi duta Penyelamat Hewan Langka, duta Wisata, duta Museum, duta Anak, dan lain-lain. Mengapa saya tuliskan begitu? Karena prangko tematik ini bisa menciptakan inspirasi baru menambah wawasan dan pengetahuan ketika kita memahami makna sebuah pada gambar prangko. Selain itu, kita belajar banyak dengan prangko: bisa mengenal nama tempat, nama negara, bahkan cerita rakyat yang kadang kita tidak tau tentang cerita rakyat dari Indonesia sendiri.
Sedikit menggali memoriku nih, Ketika menginjak SD, pernah diberi tugas pelajaran Bahasa Inggris untuk menuliskan salah satu cerita rakyat Indonesia. Nah, dari prangkolah saya mendapatkan ide dan cerita lengkap kisah Tengger di Gunung Bromo. Di dalam First Day Cover (paket prangko), biasanya ada cerita lengkap berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris. Saya menjiplak tulisan tersebut, dan terbantu.... hehe....
Acap kali kita membeli prangko untuk diposkan, namun tidak
membaca dan menelaah gambar prangko. Ya, itu karena kita berfokus pada
barang pengiriman saja. Tak perlu disesali, cukup dikenang saja.... hehe.... Beragam inovasi prangko dikembangkan oleh Pos Indonesia. Tidak hanya sebagai koleksi saja, prangko juga dapat dikategorikan sebagai riwayat hidup dan sejarah milik pribadi. Adalah program Pos Indonesia yang mempeloporinya tentang prangko pribadi.
"PRISMA atau PRangko IdentitaS Milik Anda adalah Prangko (asli) yang dapat menampilkan gambar, wajah, logo atau image lainnya sesuai permintaan Anda. PRISMA dapat digunakan juga untuk pengiriman surat dengan desain Prangko yang tentunya unik, berbeda dan menjadi sangat pribadi. PRISMA dapat juga digunakan untuk keperluan pencitraan, kampanye atau untuk keperluan promosi produk dan atau perusahaan Anda."
kutipan: www.posindonesia.co.id
MENILIK FILATELI DAN PRANGKO
- Filateli (penulisan Philateli) memiliki akar kata Philos dan ateleia, dari Yunani. Philos memiliki arti teman, dan ateleia memiliki arti bebas bea. Sehingga filateli memiliki arti membebaskan teman dari bea pos. Pembebasan bea pos ini adalah berupa prangko yang sebelumnya dibeli pengirim, kemudian dilekatkan pada sampul surat dengan memberikan cap tanggal pos.
- Prangko berasal dari kata Franco. Kata Franco ini diambil dari nama seorang kebangsaan Italia: Fransesco de Tassis. Dia adalah orang yang pertama kali melakukan pengantaran pos di Eropa pada 18 Januari 1505.
SEJARAH PRANGKO
dan FILATELI
SOURCE |
Prangko pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 Mei 1840 di Britania Raya sebagai reformasi pos oleh Rowland Hill. Sebelum tanggal tersebut sudah ada prangko pula tetapi tidak resmi,
tidak dapat dipakai oleh masyarakat umum, tetapi hanya oleh kaum
bangsawan tertentu. Oleh karena itu sampai sekarang Britania Raya mendapat perlakuan khusus. Negara ini adalah satu-satunya negara yang tidak perlu mencantumkan nama negara di atas prangko. Prangko pertama di dunia bergambar kepala Ratu Victoria, prangko ini biasa disebut Penny Black. Pemilihan kepala Ratu Victoria, karena keunikannya di Inggris ratu adalah kedudukan teringgi.
Menurut sejarah, pengumpul prangko pertama adalah Dr. Gray, seorang pejabat museum di Inggris yang mencari prangko melalui media The London Times pada tahun 1841. Namun istilah filateli sendiri baru muncul pertama kali pada tahun 1864, setelah M. Herpin seorang pengumpul prangko asal Perancis memperkenalkan istilah philateli melalui karangannya yang berjudul Bapteme (Baptism) dan dimuat di majalah Perancis “Collectionneur de Timbres-Poste” yang terbit pada tanggal 15 Nopember 1864.
FILATELI INDONESIA
Di Indonesia sendiri, prangko pertama di Indonesia terbit tanggal 1 April 1864, ketika Nusantara masih di bawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Pada 29 Maret 1922 sekelompok kolektor prangko mendirikan klub filateli di Jakarta (Batavia saat itu) yang mereka namakan "Postzegelverzamelaars Club Batavia". Perkumpulan ini mendapat pengakuan dari penguasa setempat pada tanggal 29 Maret 1922. Aspirasi lokal di berbagai tempat di Indonesia dihimpun dalam suatu wadah menjadi gerakan terorganisasi secara nasional dan diwujudkan dalam pembentukan "Nederlandsch Indische Vereeniging van Postzegel Verzamelaars" pada tanggal 15 Agustus 1940 sebagai lanjutan "Postzegelverzamelaar Club Batavia" dan berkedudukan di Jakarta.
SOURCE |
Indonesia mencetak perangko untuk pertama kali pada tahun 1946. Pemerintah membuatnya pada perayaan setengah tahun kemerdekan Indonesia. Lambang banteng yang sedang menarik rantai dalam prangko tersebut mengandung makna Indonesia sudah terbebas dari masa penjajahan. Mantan presiden Soekarno disebut sebagai orang yang memerintahkan PT Pos Indonesia untuk membuat perangko itu.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia nama perkumpulan diubah menjadi "Algemene Vereeniging Voor Philatelisten In Indonesia" dan kemudian pada tahun 1953 menjadi Perkumpulan Umum philateli Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1965 menjadi Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI) dan akhirnya dalam tahun 1985 menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).
FILATELI itu ....
Filateli merupakan kegiatan di luar aktivitas rutin. Filateli mengandung aspek pendidikan yang berdampak positif bagi pembinaan dan pengembangan watak generasi muda bangsa. Kita sudah merdeka dari penjajahan kolonial. Salah satu contoh kecil mengisi kemerdekaan adalah dengan berkegiatan mengumpulkan perangko, filateli. Dengan filateli kita dapat lebih menghargai besarnya bangsa kita sendiri. Rasa cinta terhadap Indonesia, filatelis berperan serta aktif membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan nasional di bidang pembinaan dan pengembangan generasi muda. Hal ini merupakan wujud dari menghargai dan mencintai negara berasaskan Pancasila.
Kalau bukan kita generasi muda Indonesia yang mencintai Pancasila, siapa lagi? :)
No comments:
Post a Comment